Pages

Jumat, 14 Juni 2013

Pendekatan perilaku konsumen (Kardinal dan Ordinal)

Sebelum kita mempelajari apa yang dimaksud teori Perilaku konsumen baik secara ordinal maupun cardinal,yang pertama-tama kita bahas yaitu apa yang dimaksud dari Perilaku konsumenterdahulu. Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen?? Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian perilaku konsumen menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
Sedangkan menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya
Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.
Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.
Seorang konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :
  1. tingkatpendapatan seseorang
  2. jenis/ukuran yg dibutuhkan
  3. tingkat kebutuhan
  4. Efektifitas
Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu :
1.Pendekatan Konsumen Oridinal
Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
  • Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
  • Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
  • Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.
2.Pendekatan Konsumen Kardinal
  • Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :
  1. Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
  2.  Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut
  3. Pendapatan konsumen tetap
  4.  Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap
Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :
  • Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
  • Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
  • Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan
  • Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar